Jumat, 12 Maret 2010

debar itu... "milik ku"


Mendengar sayup debaran...
Dimana debar yang sama
Rasakan getar bila berdekatan beku saat waktu jadi siksaan
Dimana debar yang sama rasakan satu tentang ingin hati

Mengerti debar melemah kini
Seolah terlalu letih

Adakah menggema gaung bisik berseru
Tidakkah tersampaikan pada sejuk udara
Bukankah terbawa pada hangat matahari
Terlihatkah tergambar pada lukisan malam

Aku mencari mu...

Resapi maka akan mengerti
Bila sungguh yakini datang kembali
Berikan jawab untuk buah fikir tersimpan ini

Selukis wajah yang belum terbayang
Sebentuk hati yang belum di kenal
Seulas senyum yang hanya membayang
Sebentuk rasa yang belum terjamah

Pemilik separuh potongan kecil berwarna merah
Menoleh.. lihat...kenali


Entah wajah yang sama ataukah senyum yang berbeda
Sungguh hanya ingin meraba..


Apakah kau debar yang sama....

coklat indah itu


Kelopak menutup paksa rentas ujung jemari
Butir menurun tak sampai hangat pipi yang pernah datangkan debar saat tersentuh
Sembunyikan mereka...
Keduanya sendu

Jangan hindari biar jadi bagian diri
Lepas basuh dingin bening
Tak apa lepaskan saja
Lekat lekat tatap tak mampu kuatkan untai senyum
Runtuh juga menanda titik jatuh satu-satu

Untuk semua ucap untuk semua kata
Kuhapus juga milik ku bukan iba.. itu aku
Bergetar untuk sedih yang sama
Gamang untuk pelik yang tantang hari

Itu aku..yang juga rasakan
Biarkan menatap katakan semua baik pada akhir
Bulat coklat itu...
Izinkan laku buatkan indah binar nya seperti dahulu
Jangan meredup tidak lagi

Sepasang kerling dengan warna kesukaan ku..
Jangan mengalah pada hari akan selalu ada tempat kembali
Akan ada saat temukan rona berbinar
Percaya aku ada bahkan akan selau ada

Tanpa kau sadari menjaga indah warna tanah yang pernah jadi milik ku
Tanpa kau sadari menunggu dengan indah sungging yang sangat kau suka

Senja hari ini


Mengalun biru ku
Senja berat di ujung pundak
Hanya kilas balik sesaat saja
Pandangi potongan jauh bayang melambai...

Tertera juga di sana
Terjawab tanpa harus tanyakan nyata ada
Saat mengerti hanya tulus tersaji
Menjaga sepenuh nya

Sudah juga kau mengerti
Mengalun lagi nyanyian senja lembayung
Jingga merah nya nampak sendu

Ku nikmati bias tiap warna
Maafkan hanya suguhkan ikatan ini sabagai rasa
Pegang erat simpul nya
Untuk kali ini yakinkan tak terlepas lagi ikatan nyata

Indah untai kini peluk kita
Sore di sudut berbeda di masing masing...

hari ku ...
hari mu...


Dan bukan lagi hari kita.....

Patah di ujung kata

Aku...


Sudah kucuri detik jemput hari
Tak luput tanya pada surya
Menunggu bulat penuh juga tebar kerlip kecil
Sampaikan apa mereka temukan rupa

Terseok langkah terjegal potong kisah
Rundung hening ingat keras adakah ucap lukai
Atau laku bekukan kenang
Hingga nyanyian tak tembus kokoh diam

Angin enggan hantar kabar
Hujan murung berteman lara
Gambar diam bagian kecil tersimpan

Tidakkah mengerti …
Gemetar sudah jatuh tertunduk
Lihat ku bawa pintal kenang dalam gelembung rasa
Di malam juga siang milik ku
Terbang tiap untai nya
Pecah di awan gema gamang bersuara
Berseru hanya pada satu



Aku mencari mu

Cukup ini untuk mu


Langur rindu abaikan samar bayang
Tetap di sana tak juga beranjak
Tekad yang runtuh pada ujung rasa
Pelupuk terpejam mencari jawab dalam diam

Ada nama di lembar catatan hati
Jelas tertulis bukan sekedar huruf
Bersusun dengan semua cerita
Beberapa tahun temukan warna berbeda

Sadar aku hanya potongan kecil
Bahkan tak pernah sedikit membekas di hari
Cukup rona hangat mu membungkus semu

Bisik pada angina agar menjagamu
Katakan matahari hantar hangat padamu
Titip bulan keperakan temani malam mu
Pinta hujan lembut menari bersama lamun mu

Cukupkan kisah terdahulu
Jelas luka tak juga mampu basuh perih
Malam bawa diri pada bayang
Biarlah itupun cukupkan sudah

Raba hati dalam gores kata
Pandang diam raut tak bergumam
Mendoa kembali..lagi dan lagi..

Untuk indah peluki hari
Bukan milik ku…. Tapi hari yang jadi milik mu

Coba raba gurat tertinggal

Terhenti sesaat atau...


Titik jatuh tanpa gemuruh menetes begitu saja
Tak berisyarat tidak juga dengan tanda
Basah tiap bilah ranting dahan bahkan daun
Putik perlahan tertunduk gugur juga akhir nya

Lihat kejauhan coba mendekat tutupi kedua telapak
Tersentak .....
Pohon kecil itu hanya bias berbayang tak nyata
Jemari tembus hampa hanya sekumpulan udara

Mengertikah seperti itu yang terasa tentang kita
Gapai bongkah titian tak juga sampai pada tepi nya
Terhenti cukup disini..
Nikmati letih saat pinta melangkah kembali
Sesaat kah atau untuk....

shade

estuary..

“Dia dan malam milik nya…


Sosok berkawan malam
Nyaman di peluk hening jemari wakil imagi

Kunci rapat seolah tegar
Melihat patahan celah tertangkap juga
Bocah merajuk pada ingin hati
Sisi lain berpegang seolah teguh

Melagu balut kenang titik dari awan
Lukis abu warna
Berbeda temukan binarnya merona
Lembar gugur itu… kini bersayap
Kitari hati bawa sejuk peluk dalam sapa

Sisakan jejak malam
Pendar mahluk kecil bersinar teman lamunan
Sesaat menoleh temukan sunyi yang di suka
Pernah coba menyentuhnya
Ragu ulur terhenti lalu terdiam
Tak juga mengerti mungkin tak ingin dimengerti
Di akhir … hanya ada diri dan malam nya


Permintaan ....“ 25 juli 2009"