Rabu, 08 Desember 2010
Terlalu lelah, bahkan untuk...
Lihatlah malam aku tersesat dalam gelap mu
Tak tentu arah meraba jalan mana tujuan yang mana...
Aku tak berpenuntun
Bintang tak tunjukkan jalan kilau keperakan bulan enggan tersenyum
Fajar meraba lembut kulit ...
Aroma udara berbeda tercium embun perlahan bias saat matahari terang
Tak juga temukan secuil petunjuk
Aku terbakar dalam siang
Gelepar dahaga ... tak lagi mampu bertanya begitu meranggas
Bahkan teduh awan bermusuh mencibir ke arah lelah
ku pandang kejauhan saja
Akan diam akan bisu bahkan menuli hambar hanya sisakan tatap hampa
Tak lagi berani bahkan sekedar bermimpi
Untuk arah untuk tujuan akhir
Gontai langkah berdarah pada malam pada siang pada hari....
Dua bimbang
Tak pernah mengerti dari semua gurat senyum terkembang
untuk yang jadi ingin terkubur dalam sangkal
Bahkan senyawa tak mampu kuatkan pinta
Titian berbeda..
Sungguh tak ingin lukai mereka penjaga hidup
Maka untuk ku saja semua perihnya..
Hidup hanya pilihan
Mereka katakan....
Tapi... ini hidup ku dan pilihan milik ku
Tetap tak mampu putuskan menyangkut semua
Terkasih ujung hati menari dalam rindu
Sisi lain terbungkus pesan pilihan untuk tak raih tercinta
Aku yang tersenyum dalam berderai
Sungguh ingin bahagiakan...
Tak cukup kuat terombang ambing dalam masa
Ingin..?
Lirih berbisik tentang mu
Lembut yang turuni bilah berdegub milik ku
Ngilu sayatan yang bahkan tak cukup mengerti karna apa
Tiap ingin yang kau gambar buahkan pilu
Bersebrangan mereka tercinta dengan sosok yang menjaga
Katakan pada ku senja dengan bahasa apapun yang kau bisa
Harus apa jalan terpilih bertahan dengan hati terbelah..
Atau berlalu tinggalkan ruam lebih dalam
Bukan hanya pada nya terlebih padaku juga
Celah kecil yang belum tertembus putaran sekian masa
Masih ada aku masih ada dia.. disana
Dalam ingin yang takkan menjadi nyata
Ku rasa......
Kamis, 02 Desember 2010
Biru
Jelas terasa..tak lagi mampu ingkar
Nyaman itu diri mu
Terkadang nyata sayatan perih
Hingga titik bulir jatuh
Tapi bukankah bgitulah hidup....
Ada letupan bahagia terkadang deru tangis menggebu
Ah.....
Belahan jiwa
Debar yang sama itu milikmu akan selalu begitu
Lirih ku kaupun amini
Biarkan tak pernah satu
Sungguh kita pernah sangat berusaha membahu
Sandarkan letih sesaat bersama ku peluk lelah mu
Syahdu aroma udara saat tengadah tatap warna itu
Biru...
Sore nyaman di bawah langit yang satu
Langganan:
Postingan (Atom)