Minggu, 16 Januari 2011
Satu..
Ku putik lembar yang pernah habis terkoyak
Satu satu rengkuh tiap potong nya
Tak juga sisipkan dendam antaranya
Untai terlepas jalin jalin ...
Paruh waktu hanya itu yang tersisa
Yang ku punya..
Tidak juga dalam janji
Hanya degup berbalut kasih tersisa pada perjalanan
Biarkan jemari jelujur tiap jengkal beraian yang dulu disia siakan hari
Tak pernah sempurna karana tak pernah bisa
Akan lebih indah karna ada kau nyata
Katakan akan berusaha sungguh terlihat ukir aku di sana
Semoga perhentian terakhir saat kusulam pohon perih berbuah rinai suka
Lihat rimbun daun hijau kenang sebagai penanda
Ada aku...
Kau juga kita sebagai cerita
Waktu merayap lengkapi aku yang mulai sempurna
Sempurna sebagai kekasih
Sempurna untuk menyayangi
Sempurna menjadi belahan berdegub milik mu
Saat itu ku bingkai mozaik kita
Bukan hanya sekedar tersambung bukan hanya sekedar gambar diam
Terlebih dari semua...
Itu aku..itu kau.. itu kita
Itu satu
Rabu, 05 Januari 2011
Celoteh diam malam
Malam tadi ku peluk erat punggung ponsel ku
Tak jengah biarpun panas buat buku buku jari keluarkan titik air berbau masam...
Terus erat genggaman hanya harap ada getaran... yah getaran tunggal
Tak peduli bahkan hanya sekali penanda bukan dering "call"
Yang kuharap hanya pesan "sms" dari mu
Bingkai bulat ku berkedut..
Bukan karna tanda bertemu seseorang
Terlebih karna lelah
Saat pupil menyempit melebar melihat layar persegi nampak mati
Ahhhhhh sudah semalaman aku menunggu nya
Untuk rangkai pesan entah berapa belas terkirim
Berjibaku kau bilang.....
Dengan semua sibuk itu
Sungguh materi hal yang paling ku benci tapi juga ku butuhkan dalam hidup
Hanya saja bukan tentang sgalanya...
Mengapa nyata hal itu terpenting untuk mu
Tidakkah cukup dengan yang ada???
Malam kadang buat ku berfikir
Seperti batu aku menjadi diam kaku sel sel otak terlalu sibuk
Bahkan sekedar memerintahkan lidah mengolah kata
Aku hanya PUTRI dari keluarga sederhana
Tak berparas pualam tidak juga bertahta mahkota
Tak berwaris limpahan harta
Smua jalas tertulis pd luapan yang tak pernah kau mengerti apa
Setelah semua.. biarkan kita mencoba
Sekali lagi mungkin untuk terakhir ini
Biarkan aku yang banyak memilah sifat agar kau nyaman
Tapi bila tlah sampai pada batasan itu..
Saat tak mampu ikuti smua anggapan mu
Mungkin pada detik itu lapis lapis sabar yang pernah sangat kupinta pada Nya akan ku tinggalkan
Lihatlah malam yang ku fikir terkadang menggeleng lihat pola tak tentu nya "AKU"
Pada gelap peluk nya ku titip sisa lapis yang ada
Hanya berharap cukup hingga batas akhirnya
Dan lihat saat malam beranjak meninggalkan ku..layar mati itu
Tak juga berikan lega bagi ku
Tak bergetar tidak tiga dua bahkan satu kali saja
Tidak sama sekali...
Langganan:
Postingan (Atom)