Sabtu, 16 Mei 2009

Artinya di hari ku


Tak temukan pantas kata gambar semua
Lelah selimut malam tetap kau temukan aku
Rengkuh luka darah hati ku
Relung terdalam alam bawah sadar itu
Benarkah inginkan satu inginkan aku

Tak terlihat merah ku kita terlalu jauh
Benarkah teraba hati baca tiap lekuk gores luka
Mengapa bayang jatuhnya aku di hantar jelas bunga tidur mu

Lalu bagaimana jelaskan luka padaku yang kau rasa perih nya
Ada luka yang bukan karna mu
Tertegun kau rasa sesak himpit jalan nafas tersengal
Terikat sesuatu yang kukira telah lepas simpulnya

Akan menjaga tegaskan nyata
Hanya hingga yang terbaik datang kata nya juga
Sambut hangat senyum tenang susupi aku
Indah rasa sejuk hati

Kau kasayangan ku
Selalu ada tanpa pinta

Kamis, 14 Mei 2009

pertalian berbeda


Tak pernah terganti kisah hiasan hari
Bilah sisi terluka tertawa
Sudut kerling teteskan beningnya hingga suka yg buat merona

Tahun nampak usang
Tapi tidak dengan hati tak lekang relung tertentu
Simpan sesuatu biarkan disana tak tersentuh

Tawarkan bentuk kuncup rasa
Kau yang menjaga hingga seoarang tiba
Sampai saat itu janji sebaiknya jauhkan luka

Terselip tanya...
Sungguhkah dengan ikhlas yang penuh
Titik ragu gelayut pedih di dinding retak runtuh separuh
Gamang pada keduanya aku
Sambut ulur kata dengan rasa berbeda atau menjauh selamanya

Hanya tak ingin kita nikmati perih yang sama
Karna kaupun berharga

Senin, 11 Mei 2009

sisa yang terasa


Benarkah aku
Torehkan luka hati pada tiap kenang hari
Benarkah aku
Hancurkan susun diding harap tertata rupa
Benarkah aku
Abaikan tersia rindu juga rasa
Benarkah aku
Bagian terpilu dari relung nya

Baiknya begini saja tak lagi tawarkan luka
Bukankah nyata adanya
Bukankah lebih baik tanpa potongan cerita

Cukup untuk ku sebuah kata
Cukup bagiku untuk tahu
Cukup dari kejauhan saja
Cukup dengar kau dan hari mu yang kini indah

Aku yang terus menjaga mu dari sapa
Agar tak lagi menoleh dan terluka

Jumat, 01 Mei 2009

Bingkai cerita


Masih dalam ruam yang dalam perlahan tertatih
Coba bingkai hatimu dengan pagar tulus di tiap deru nafas memburu
Ulas senyum bagi tiap laku geliat manja perhatikan
Sedikit tersipu hadirkan sungging lesung yang kau suka
Indahku yang hanya padamu saja

Tertahan bulir bening di sudut kerling
Tak pernah izinkan temukan rupa saat biru yang menjadi warna

Tinggalkan labuhan tua saat senja bercerita
Bukan ingin biarkan kau cacat pincang tak sempurna penuh luka tersia
Tidakkah terbaca akupun patah karnanya
Terkadang terlalu lelah aku sebagai pelengkap jiwa
Cukupkan saja sungguh tak mampu sekuatnya mencoba

Terseok atas titah menggeleng lemah
Tak pernah duga tergores ucap bagi kisah kita terdahulu
Nyata tersia hempas gamang wakil bahasa untuk mengerti kau adanya
Ragu pada semua yang kubuat
Segenap luka perih menyergap tundukan niat

Rangkai bunga tanya kutata dalam retak bejana jiwa
Hingga kering tak ada jawabnya
Hanya ingin rebah sesaat dalam peluk malam
Kesah angan menggapai mimpi tak pernah sampai
Pelupuk terpejam lirih sayup mengalun terucap
"sayang"

Kembali terdiam terawang bingkai hati semakin usang








Bandung 2mei09