Rabu, 18 Maret 2009

Relaku Bila


Mengapa hambar kurasa perjalanan kita
Kurasa berbeda dirimu adanya
Terdahulu hangat sanandung puja buat ku merona
Kini tampak biasa..terhuyung ujung senja kau kembali dengan bisu
Benarkah kukira telah susut rasa
Salahkah ku ingin kau pergi saja
Karna jauh lubukku kau tak lagi sama
Habis masa untuk semua sibuk hari mu
Berkurangkah cinta

Bait yang dituliskan wanita untuk pasangannya, menunggu saat tepat untuk penyampaian akhirnya datang juga gugup, marah, tanya bergumul dalam kepala tak juga temukan jalan untuk semua
Gemulai tangan bawakan secarik kertas "bacalah"..
Sambut lelaki senyum tenang tak mampu lebur gundah "apa ini cinta....." tanyanya
"bacalah saja kuharap kau petik maknanya" balas wanita

Berkaca binar memalingkan muka kata terakhir di ujung bait itu buatnya terluka
Tak mampu berkata hilang sudah binar senyum disudut lesungnya
Diam dalam hening ruangan kini begitu kosong tak ada sepatahpun kata

Kini jawablah kanda..
Andai ku meminta setangkai bunga di ujung bibir jurang sana
Akankah kau raih walau akan terkorban jiwa
Karna sungguh besar ingin ku akan indah rangkainya
Ikhlaskah kau bawakan untuk ku bertaruh nyawa
Jujur ku ingin jawab adanya

Lalaki hanya bisa tersenyum tulus atas tanya "kurasa kita butuh waktu untuk semua"
Bila kau begitu lelah pada laku.. biarkan sejenak aku berlalu
Sungguh tak ingin buatmu merasa begitu tulus ini slalu untuk mu
Hanya kamu, Aku pergi dahulu pikirkan lagi ingin mu bilakah masa berlalu kutunggu
Akan ubah hati mu..
Pergi lelaki membawa keping hati yang terluka

Wanita terduduk dalam tanya "apa jawabnya"
Bukan ini yang menjadi pinta
Hari berlalu tak juga ada jawab untuk tanya,sampai...
Sepotong kertas di atas meja lengkap dengan segelas coklat hangat
Makanan kecil yang dampingi nya

Dinda..,
Rela kuterima apa yang menjadi pinta
Tunggulah sesaat ingin beri jawab untuk yang jadi tanya
Sungguh tak ingin pergi ambilkan angkau rangkaian bunga
Tak terlalu berharga korbankan jiwa
Tak ingin siakan usia banyak ingin kan kucapai juga

Menetes air mata wanita tergugu "Sungguh... terlalu menghujam kalbu"

Tunggulah cinta belum juga selesai bait ku
Bila ku pergi bawakan seikat bunga dan kembali hanya dengan nama...
Kelak siapa temani dalam canda dengarkan keluh hibur agar kau tersenyum juga
Buatkan coklat panas yang kau suka
Dengarkan celoteh bila kesal terjebak dalam antri belanja
Pijat lembut kedua tungkai saat kau merengek manja
Jadi sandaran saat kau begitu lelah pada hari mu
Bahkan ucapkan kata yang selalu kau pinta "aku mencintai mu"
Bawakan Bahagia untuk mu
Andai tak lagi ada rasa itu
Bialakah kau temukan pengganti untuk itu semua...
Sungguh kurela maka jawablah dinda..
Akankah kukuh dalam rasa untuk perpisahan kita
Bukan aku tak lagi mencinta
Terkadang ujung hari ku terlalu sulit terlalu melelahkan sungguh tak ingin berbagi penat itu
Biarlah untukku..
Kutunggu jawab mu aku berdiri di beranda kita
Bila tetap ingin mu akan untaian bunga maka melambailah saja
Aku akan pergi bawakan indah ikatnya dan bila kukembali hanya ingin serahkan itu saja
Dinda coklat hangat yang kau suka telah kusiapkan untuk mu saja
Reguk untuk terkhir kalinya karna takkan lagi ada...

Menghambur pecah tangis wanita "beranda" satu tempat dalam pikirnya
Jangan pernah pergi takkan ulangi..maafkan hati
Bisik wanita lirih peluk errat lelaki
Senyum lembut kecup kening tenangkan hati
Maafkan ku juga kasih bukan acuhkan harimu cinta aku hanya ingin kau selalu bahagia
Jawab indah lelaki seraya dekapnya penuh rasa
Tak perlu pertanyakan sungguh kumencinta
Dahulu terlebih saat ini bahkan hingga akhir nanti teruslah temani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar